banner 728x250

Asal, Cara Dan Tahun Pertama Kalinya Islam Masuk Ke Indonesia (Nusantara)

banner 120x600
banner 468x60

Oleh : Oos Supyadin, Pemerhati Kesejarahan & Budaya

Catatanbtentang masuknya Islam ke Indonesia (Nusantara) dapat diketahui dari sejumlah teori dan bukti peninggalan yang ada. Proses masuknya Islam ke Indonesia melibatkan peran berbagai pihak dan jalur.
Berbagai teori tentang siapa yang pertama kali membawa Islam ke Indonesia terus diperdebatkan hingga saat ini. Masing-masing teori memiliki argumen kuat dan bukti sejarah yang mendukung. Namun, terlepas dari asal-usulnya, fakta yang tak terbantahkan adalah bahwa Islam berkembang pesat dan mengakar di Indonesia, hingga menjadi agama dengan jumlah penganut terbesar saat ini.

banner 325x300

Para sejarawan mengidentifikasi setidaknya tiga teori utama yang sering dibahas, yakni teori Gujarat, teori Makkah, dan teori Persia. Selain itu, ada teori Tiongkok. Setiap teori ini didukung oleh bukti sejarah dan argumen yang kuat, meski tidak sedikit yang mempertanyakan keabsahannya. Berikut penjelasan dari masing-masing teori yang dikutip dari buku Sejarah Islam Nusantara karya Rizem Aizid.

1. Teori Gujarat
Teori Gujarat adalah salah satu teori populer dalam sejarah masuknya Islam ke Indonesia. Menurut teori ini, Islam diperkenalkan ke Indonesia melalui pedagang dari Gujarat, India, yang datang pada abad ke-13 Masehi. Pendekatan ini menegaskan bahwa jalur perdagangan yang ramai antara Gujarat dan wilayah Indonesia menjadi pintu masuk bagi penyebaran Islam.

Bukti-bukti yang mendukung teori Gujarat antara lain:

1. Kurangnya bukti konkret yang menunjukkan peran bangsa Arab dalam penyebaran Islam di Indonesia.

2. Jalinan perdagangan yang intens antara India dan Indonesia, melalui jalur perdagangan Indonesia-Cambay-Timur Tengah-Eropa.

3. Ditemukannya inskripsi tertua tentang Islam di Sumatera pada 1297 Masehi, yang berbentuk batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik as-Saleh yang memiliki corak khas Gujarat.

2. Teori Makkah
Teori Makkah menjadi salah satu teori populer yang menentang teori Gujarat terkait sejarah masuknya Islam ke Indonesia. Teori ini mengusulkan bahwa Islam pertama kali dibawa ke Indonesia oleh para pedagang Arab pada abad ke-7 Masehi, bukan oleh pedagang dari Gujarat.

Menurut teori ini, pedagang Arab dari kaum Alawiyyin dan Hadramaut membawa ajaran Islam ke pesisir Sumatera dan membentuk koloni perdagangan di wilayah tersebut.

Bukti-bukti yang mendukung teori Makkah antara lain:

Baca Juga  RA Lasminingrat menjadi Pahlawan Nasional

1. Bukti dari berita Tiongkok menyatakan bahwa sejak abad ke-7, sekitar 674 M, pedagang Arab telah membangun perkampungan di Pantai Barat Sumatera. Bukti ini menguatkan keberadaan komunitas Muslim Arab yang sudah ada di wilayah tersebut sejak abad ke-4.

2. Samudra Pasai sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia pada saat itu, menganut mazhab Syafi’i yang dominan di Mesir dan Makkah pada masa itu. Sebaliknya, Gujarat lebih banyak dipengaruhi oleh mazhab Hanafi.

3. Gelar yang digunakan oleh para raja di Samudra Pasai, yaitu Al-Malik, sebenarnya adalah gelar yang berasal dari tradisi Mesir.

3. Teori Persia
Teori Persia menjadi salah satu alternatif yang diusulkan oleh para sejarawan mengenai sejarah masuknya Islam ke Indonesia. Teori ini menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia melalui pengaruh dari Persia (Iran) pada sekitar abad ke-13.

Meskipun waktu kedatangan Islam dalam teori ini mirip dengan teori Gujarat, teori Persia memiliki perbedaan terkait siapa pembawa awal Islam ke Indonesia. Pendukung teori ini berpendapat bahwa budaya dan praktik Islam di Indonesia memiliki beberapa kesamaan dengan tradisi Persia.

Bukti-bukti yang mendukung teori Persia antara lain:

1. Di beberapa wilayah di Indonesia, terdapat peringatan 10 Muharram untuk mengenang kematian Hasan dan Husein, cucu Nabi Muhammad. Tradisi ini dikenal di Sumatera Barat sebagai upacara Tabuik atau Tabut, yang merupakan ciri khas tradisi Syiah dari Persia.

2. Ajaran Siti Jenar yang dikenal di Jawa memiliki kemiripan dengan ajaran sufi Iran yaitu Al-Harraj.

3. Ada istilah-istilah dalam bahasa Iran yang digunakan di Indonesia untuk mengeja bahasa Arab.

4. Penemuan makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang wafat pada 1419.

5. Bukti adanya perkampungan Leran di daerah Giri, Gresik.

4. Teori Tiongkok
Teori Tiongkok menjadi salah satu teori yang menarik dalam membahas asal usul penyebaran Islam di Indonesia. Berbeda dengan teori Gujarat, Makkah, dan Persia, teori ini berpendapat bahwa Islam dibawa ke Indonesia oleh para perantau Tionghoa.

Pendukung teori ini percaya bahwa kedatangan Muslim Tionghoa ke Indonesia terjadi sejak abad pertama Hijriah. Berikut adalah beberapa bukti yang sering dijadikan dasar pemikiran pendukung teori Tiongkok:

Baca Juga  Penelusuran Sejarah : Dalem Boncel Putra Bungbulang Garut Yang Menjadi Dalem Di Kadipaten Caringin Banten Tahun 1840 - 1849

1. Bukti perpindahan masyarakat Islam dari Canton (Tiongkok) ke Asia Tenggara, khususnya dari Kedah hingga Palembang, terjadi sekitar 879 Masehi.

2. Raden Patah sebagai raja pertama Kesultanan Demak diyakini merupakan keturunan Tionghoa dari garis ibunya yang berasal dari Campa, sekarang Vietnam. Dalam tradisi Tiongkok, Raden Patah dikenal dengan nama Jin Bun.

3. Hikayat Hasanuddin dan Sejarah Banten. Dalam berbagai kisah tentang raja-raja Demak dan Banten, banyak ditemukan nama-nama bergaya Tiongkok, seperti “Cek Ko Po,” “Jin Bun,” dan “Cun Ceh”.

4. Beberapa masjid tua di Indonesia menampilkan ciri arsitektur khas Tionghoa, seperti Masjid Jami’ Angke di Jakarta. Dibangun pada 2 April 1761 oleh keturunan Tionghoa Muslim.

B. Cara Masuknya Islam

Cara masuknya Islam ke Indonesia yang digunakan oleh para penyebar Islam dalam menyebarluaskan agama ini memiliki banyak cara. Seperti yang tercatat dalam berbagai literatur sejarah Islam, terdapat beragam jalur dan strategi yang dipakai oleh para penyebar Islam untuk membawa ajaran ini ke seluruh penjuru Indonesia.

1. Melalui Jalur Perdagangan
Salah satu cara utama masuknya Islam ke Indonesia adalah melalui perdagangan. Para pedagang muslim dari berbagai daerah, seperti Arab, Gujarat, dan Persia, membawa ajaran Islam sambil berdagang. Interaksi dagang ini memungkinkan penyebaran Islam secara bertahap kepada penduduk pribumi yang sebelumnya menganut agama Hindu-Buddha.

2. Melalui Jalur Perkawinan
Selain berdagang, para pedagang muslim juga melakukan pernikahan dengan putri bangsawan setempat. Cara ini memperkuat hubungan mereka dengan penduduk lokal. Umumnya, mereka yang menikahi putri bangsawan telah menetap di kota pelabuhan dan membentuk komunitas yang dikenal sebagai Pekojan.

3. Melalui Struktur Sosial
Penyebaran Islam juga dilakukan melalui struktur sosial. Ulama Islam mengislamkan kaum bangsawan dan para raja, yang kemudian diikuti oleh rakyat mereka. Dengan metode ini, Islam menyebar secara menyeluruh karena adanya pengaruh dari pemimpin lokal.

4. Melalui Pendidikan
Ulama mendirikan pondok pesantren yang menjadi pusat pendidikan Islam. Pondok pesantren ini menjadi tempat pembelajaran dan pembinaan calon ulama, guru agama, dan kiai, sehingga pesantren berperan besar dalam penyebaran Islam di Indonesia.

5. Melalui Seni dan Budaya
Wali Songo menggunakan seni dan budaya, seperti wayang, untuk menyebarkan ajaran Islam di Jawa. Wayang yang digemari masyarakat Jawa menjadi media dakwah yang efektif, terdapat nilai-nilai Islam disisipkan dalam pertunjukan.

Baca Juga  Ratu Retno Kencono Alias Ratu Kalinyamat Menjadi Pahlawan Nasional

6. Melalui Ajaran Tasawuf
Tasawuf menjadi metode yang efektif karena masyarakat Indonesia memiliki kepercayaan kuat pada hal-hal magis. Pendekatan ini diterapkan oleh ulama seperti Syekh Siti Jenar, yang menyebarkan Islam dengan pendekatan yang menyesuaikan dengan kepercayaan lokal.

C. Tahun Masuknya Islam

Terdapat tiga teori utama yang diperdebatkan di kalangan sejarawan terkait tahun masuknya Islam ke Indonesia. Berikut uraiannya yang masih dikutip dari sumber sebelumnya.

1. Masuknya Islam ke Indonesia pada Abad ke-7
Teori yang menyatakan Islam mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-7 didukung oleh sejumlah tokoh yang memiliki argumen kuat. Pada masa ini, kontak perdagangan antara bangsa Arab dan penduduk Indonesia sudah terjadi.

Tidak hanya itu, interaksi juga terjalin antara masyarakat Tiongkok dengan penduduk lokal. Hubungan perdagangan yang intens ini diduga turut membuka jalan bagi masuknya ajaran Islam ke Indonesia.

2. Masuknya Islam ke Indonesia pada Abad ke-11
Teori tentang masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-11 menjadi salah satu gagasan tentang sejarah masuknya Islam ke Indonesia. Walaupun teori ini tidak memiliki banyak bukti kuat, terdapat beberapa temuan yang sering dijadikan dasar oleh para pendukungnya.

Salah satunya adalah penemuan batu nisan Fatimah binti Maimun di Leren, Gresik, Jawa Timur, yang tertulis tahun 1028. Selain itu, ditemukan cap jimat yang terbuat dari kaca di Barus. Pada cap ini terdapat tulisan “Demi Allah, Muhammad” yang diperkirakan asalnya dari abad ke-19 atau mungkin ke-11.

3. Masuknya Islam ke Indonesia pada Abad ke-13
Teori masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-13 memiliki sejumlah bukti yang mendukung. Salah satu bukti utama adalah catatan perjalanan Marco Polo, yang menyebutkan bahwa ia sempat singgah di Perlak pada 1292 Masehi dan bertemu dengan komunitas yang telah memeluk Islam di sana. Selain itu, ditemukan nisan makam Raja Samudra Pasai, Sultan Malik as-Saleh, dengan tanggal yang menunjukkan tahun 1297 Masehi.

Jalur Masuknya Islam ke Indonesia

banner 325x300

Tinggalkan Balasan