Oleh : Oos Supyadin, Pemerhati Kesejarahan
Alhamdulillah,,, perjalanan zaroh ditemani shohib di Forsiaga Ust Caca Badruzaman ke makam ulama atau auliya di Tatar Garut kali ini hari Sabtu, 10 Nopember 2023 sampai juga ke Makam Syaikhuna Kyai Hasan Basori Kiarakoneng Suci Karangpawitan Garut. Berdasarkan penelusuran riwayat silsilah bahwa Syaikhuna Mama Kyai Hasan Basori adalah masih putunya Embah Nuryayi dari putranya yang bernama KH Salim.
Sebagaimana diketahui bahwa Embah Nuryayi dikarunai 11 putra, yaitu :
1. Ali atau KH. Muh. Kosasih (Copong – Garut Kota)
2. Shomud atau KH. Muh. Arif (Bojong – Karangpawitan)
3. Abas atau KH. Muh. Ma’lum (Cipamulihan – Karangpawitan)
4. Jaun atau KH. Muh. Salim (Cibangban Karangpawitan)
5. Qosim atau KH. Muh. Nursa’id (Eureun Sono – Sukawening)
6. KH. Muh. Musa (Dolos Jawa Timur)
7. Garun atau KH. Muh. Arwah (Cikalimeneng – Karangpawitan)
8. Nyimas Kapiyah atau Nyai Tanjungpura (Tanjungpura – Karangpawitan)
9. Mas Kambal atau KH Moh. Ro’if (Cimalaka)
10. Nyimas Dhomah (Cimalaka – Wanaraja)
11. Nyi Lendera atau Nyimas Almah (Rancakalong – Karangpawitan).
Lalu, KH. Muh. Salim tinggal dan menetap di daerah Cibangban. Beliau menjadi sesepuh pesantren Cibangban, pesantren peninggalan Embah Nuryayi. Menurut Rundayan Silsilahnya, KH Muh. Salim dengan isterinya Nyimas Rokimah ( Embah Isteri Cibangban – wafat 1284 H/ 1867M ), dikaruniai 4 orang putra, yaitu :
1. KH Moh. Roji
2. KH Hasan Basori Kiarakoneng
3. Ambu Waedah ( Ny. Hj. Jubaedah )
4. M. Husain.
Riwayat Syaikhuna KH Hasan Basori Kiarakoneng
Syaikhuna KH Hasan Basori putra KH. Muh. Salim putra Embah Kyai Hasan Nuryayi putra Dalem Puspadirana dari keluarga bangsawan Pagerjaya Godog Suci, adalah pendiri dan sesepuh Pondok Pesantren Kiarakoneng. Pondok Pesantren ini adalah salah satu Pondok Pesantren terkenal di daerah Suci Kaler pada pertengahan abad 19 M.
Diantara para santri yang pernah “ masantren “ di Pondok Pesantren Kiarakoneng, adalah KH Hasan Mustapa ( seorang ulama sekaligus sebagai salah seorang sastrawan Sunda yang terkenal pada tahun + 1875 M ). Beliau pernah diangkat sebagai Penghulu di Aceh, dan kemudian menjadi Penghulu Bintang Bandung + 1860 M ). Menurut riwayat, beliau adalah putra Mas Sastramanggala/ Haji Usman/ Camat Cikajang ( saat itu termasuk Kab. Sukapura ) keturunan Bupati Parakanmuncang Tumenggung Wiratanubaya. Ibunya Nyimas Salpah (Emeh ) putra Mas Kartapraja ( Camat Cikajang ). Menurut salah satu sumber Mas Kartapraja masih keturunan Dalem Pagerjaya Suci Garut. Tadinya oleh Karell Frederik Holle, Hasan Mustapa kecil akan disekolahkan ke sekolah Belanda, namun oleh ayahnya beliau dititipkan kepada KH. Hasan Basori di PP Kiarakoneng Suci Garut.
Menurut riwayat KH Hasan Basori adalah ahli qiro’at. Hasan Mustopa kecil belajar Al Qur’an kepada gurunya KH Hasan Basori, sampai beliau hafidz Al Qur’an. Selanjutnya setelah “ masantren “ di PP Kiarakoneng, beliau belajar dasar-dasar ilmu tata bahasa Arab ( Nawu dan Syaraf ) kepada Rd. H. Yahya ( Penghulu Garut ) keturunan Sumedang/ Limbangan.
Selain KH Hasan Mustapa, juga Snouk Hurgronye ( penasehat pemerintah Hindia Belanda ) pun pernah “ nyantri “di PP Kiarakoneng pimpinan KH Hasan Basori.
Masjid Jangkung peninggalan KH Hasan Basori, sampai sekarang (2009 ) masih tetap berdiri dan diperkirakan usia ” Mesjid Jangkung “ tersebut lebih dari 150 tahun.
KH Hasan Basori wafat pada tanggal 24 Muharam 1288 H/ 1861 M dengan meninggalkan 6 orang putra, yaitu :
1. KH HOLIL ( Kiarakoneng )
2. NY. HJ.MARYAM
3. KH. MUHAMMAD ( Cibunut ) alias Mama Jabal
4. ISTERI KYAI CINUNUK ( Bandung )
5. KH MUNIR
6. AMBU SOMPOK
Semoga tulisan ini bermanfaat…