Jejak Petilasan Syekh Haji Pandita Rukmim Di Leuweung Sancang

Jejak Petilasan Syekh Haji Oleh: Oos Supyadin, Pemerhati Kesejarahan

Kawasan hutan Sancang di Cagar Alam tersebut memiliki sejarah dan berkaitan dengan budaya Sunda karena dilegendakan memiliki kaitan dengan sejarah, Terkait hal itu kawasan Sancang dianggap sebagai hutan keramat.

Sancang dikenal ke seluruh Nusantara bahkan kedunia sekalipun. Karena sejak jaman kerajaan Salakangara dan Tarumanagara, Sancang yang memiliki situs Gunung Nagara sudah diijadikan tempat peristirahatan Raja-raja dari kedua kerajaan tersebut.

Sancang sudah bayak dikenal berbagai kalangan namun tidak tahu mana-mana saja Sancang itu, orang tahu bahwa sancang ada sancang satu, sancang dua, tiga dan seterusnya. Namun secara detailnya masih banyak yang belum mengetahuinya, sebagai berikut:

a. Sancang Satu, mulai dari Ranca buaya sampai ke sungai Cikaso,
b. Sancang Dua, mulai dari Sungai Cikaso sampai ke Sungai Cibaluk
c. Sancang Tiga, mulai dari Sunga Cibaluk sampai Cibalieur dan Cigandawesi,
d. Sancang Empat, mulai Ciganda wesi sampai Cipareang
e. Sancang Lima, mulai cipareang sampai Cibako
f. Sancang Enam, Tujuh Delapan dan Sembilan, mulai dari Cibako sampai ke Karang Gajah dan Cikaengan.

Terlebih di kawasan Sancang terdapat Petilasan (atsar) para leluhur seperti, yaitu :
1. Syekh Haji Pandita Rukmin (Syekh Rukman)
2. Syekh Pandita Rukmantara dan Syek Pandita Rukmatiri
3. Eyang Cakrabuana & Rangga Wulung (Suami Istri)
4. Banteng Wulung

Menurut cerita setempat Syekh Pandita Rukmin, yang ada di wilayah Sancang lima, konon seorang pertapa Islam yang pulang dari tanah Persia, sekaligus tokoh pejuang ketika terjadi perang Bajo di sekitar Leuweung Sancang.

Kalau kita membaca/menelaah Naskah “Wawacan Suryadiningrat” dari Limbangan Garut, Syekh Pandita Rukmin (Syekh Rukman), hidupnya sejaman dengan Prabu Kandi (Prabu Kandiawan, Raja Kendan Ke 2 yang memerintah antara 568 – 597 M putra Prabu Manikmaya Raja Kendan Ke 1).

Baca Juga  Memahami Sejarah Alawiyyin, Islam Masuk Tanah Jawa

Begitu juga cantriknya (muridnya) Syekh Rukman, yaitu Syekh Rukmantara dan Syekh Rukmantiri.

Yang menjadi pertanyaan penulis, siapakah Tokoh Islam tua sekali yaitu Syekh Pandita Rukmin tersebut? dimana jika melihat kondisi makamnya pun sangat tua sekali. Demi nilai kesejarahan yang bisa dipertanggungjawabkan secara akademik cerita diatas mesti didukung oleh faktor-faktor sebagai data sejarah yang dapat memperkuatnya.

Cag…

Tinggalkan Balasan