oleh: Kang Oos Supyadin, Pemerhati Kesejarahan & Budaya
Melalui tulisan singkat ini ijinkan penulis untuk mencoba meluruskan terkait cerita masyarakat yang telah beredar disebutkan dan diyakini bahwa Makam Joho Bungbulang merupakan makamnya Rama Syekh Abdul Muhyi Pamijahan. Benarkah demikian? Mari simak pemaparan berikut ini…
Dalam buku ‘Sejarah Bani Faqieh Al Falah Biru’ yang disusun R. Aceng Tajul Arifin, Syekh Fattah Rohmatulloh merupakan seorang tentara Raja Banten, Maulana Hasanuddin, ketika itu.

Al kisah, pada zaman itu Kerjaan Banten yang dipimpin rajanya, Maulana Hasanuddin tengah berperang melawan bangsa Portugis penjajah.
Dan pada saat itulah, Syekh Fattah Rohmatulloh tampil ke medan perang sebagi tentara yang gagah berani.
Selain sebagai tentara, pada zaman itu Syekh Fattah Rohmatulloh juga merupakan santri dari Maulana Hasanuddin yang tak lain putra dari Syekh Syarief Hidayatullah
Saat di medan perang melawan penjajah Portugis, Syekh Fattah Rohmatulloh berjuang bersama saudaranya, Syekh Abdul Kabir.

Usai berperang mengusir penjajah Portugis, Syekh Fattah Rohmatulloh pulang kampung ke Tanjung Kamuning kemudian ke Tanjung Singuru.
Menurut catatan sejarah, Syekh Fattah Rohmatulloh merupakan putra dari Sembah Dalem Sewa Sagara, cucu dari Sunan Tubuy.
Kemudian pada saat itu Syekh Fattah Rohmatulloh menikah dengan cucu dari Sunan Tangkil.
Selama bermukim di Tanjung Singuru, Syekh Fatah Rohmatulloh, dikenal sebagai ulama masyhur dengan keilmuan Islam dan kebijaksanaannya.
Dari pernikahannya dengan cucu Sunan Tangkil, Syekh Fatah Rohmatulloh memiliki sembilan anak. Kesembilan anak Syekh Fattah Rohmatulloh di antaranya adalah:
- Kyai Abdul Hal,
- Abdul Kholiq (Embah Joho Bungbulang),
- Demang Karta Manggala,
- Raden Kusumah Wangsa,
- Raden Bandu Wangsa,
- Raden Dita Wangsa,
- Raden Naga,
- Raden Sarimbang, dan
- Raden Panguma.
Konon Syekh Fatah Rohmatullah menugaskan putranya yang bernama Abdul Kholiq ditemani beberapa santri untuk turut menyebarkan Islam di wilayah Kandangwesi (Bungbulang) sekaligus bisa menjaga wilayah tersebut jika ada gangguan keamanan dari serangan musuh islam.
Syekh Abdul Kholiq tinggal di Bungbulang hingga menikahnya dan dikaruniai seorang yang bernama Abdul Jalil. Dan kepada putranya tersebut Syekh Abdul Kholiq meminta mesantren ke Syekh Abdul Muhyi di Pamijahan Tasikmalaya. Dalam riwayat Abdul Jalil pun berangkat ke Pamijahan hingga meninggal dunia di Pamijahan.
Sedangkan Syekh Abdul Kholiq meninggal di Bungbulang dan dimakamkan di Joho sebelah atas Kampung Cimapag Desa Mekarjaya Kec Bungbulang, dan Makam tersebut lebih dikenal dengan sebutan Makam Joho.
Wallahu alam
Cag