Oleh: Kang Oos Supiadin
Yayasan-snr.or.id – Berdasarkan sejarah Limbangan Garut, bahwa Keberadaan berdirinya Kerajaan Limbangan (Garut) dimulai sejak keberadaan Kerajaan Rumenggong atau Keprabuan Kerta Rahayu alias Keprabuan Galeuh Pakuan, yang rajanya bernama Prabu Rakean Layaran Wangi atau Prabu Jayakusumah I.
Namun sejak Keprabuan Galeuh Pakuan pecahan dari Kerajaan/ Keprabuan Rumenggong maka dirubah namanya menjadi Kabupaten Limbangan oleh Adipati Limansenjaya atau Prabu Wjayakusumah II yang tiada lain beliau masih cucunya Sunan Rumenggong atas perintah Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati di Cirebon pada tahun 1525 M.
Sunan Rumenggong adalah masih keturunan Prabu Jaya Dewata (Prabumulih Siliwangi) dari Nyi Putri Inten Dewata (putra Dalem Pasehan Timbanganten) dan masih saudara dari Sunan Ranggalawe (Ratu Timbanganten).
Sunan Rumenggong mempunyai 3 putra, yaitu : Prabu Mundingwangi atau Sunan Cisorok, Nyi Putri Buniwangi/ Nyi Rambut Kasih Lh. Sekira tahun 1470, dan Dalem Emas (dari isteri keduanya).
Nyi Putri Buniwangi atau Nyi Putri Rambut Kasih menikah dengan Prabu Layakusumah putra Sri Baduga Maharaja dari Ratu Anten. Prabu Layakusumah adalah raja di Keprabuan Pakuan Raharja (Cicurug Sukabumi) sebagai vazal Kerajaan Pakuan Pajajaran (Bogor). Dari pernikahannya dikaruniai putra kembar yakni : Prabu Wastu Dewa dan Prabu Hande Liman Sanjaya.
Menurut riwayat lain, disebutkan bahwa bahwa Sunan Rumenggong dari isteri pertama tidak mempunyai putra, tetapi memelihara Putri Ambetkasih/Nyi Putri Buniwangi putra Sunan Patinggi Buniwangi.
Dari isteri keduanya Sunan Rumenggong dikaruniai 7 orang putra, yaitu:
Dalem Mangunharja (Sunan Galunggung)
Dalem Singaharja Nagaparana
Dalem Manggunrembung /Prabu Mundingwangi (Sunan Cisorok)
Dalem Mangunreksa (Sunan Manglayang Bandung)
Dalem Manguntaruna (Purbalingga Jawa Tengah atau dikenal dengan Prabu Lingga Jambu Karang yang merupakan buyutnya Dipati Ukur)
Dalem Emas (Sunan Bunikasih)
Dalem Mangunkusumah (Lemah putih Depok).
Menurut riwayat, bahwa pada sekira tahun 1600 M Nagaparana pernah mengadakan pemberontakan, yang menyebabkan tewasnya Tumenggung Wangsanagara (Sunan Kareseda) putra Prabu Wijayakusumah II (Sunan Cipancar) di suatu tempat yang sekarang disebut Ragahiyang di Gunung Sadakeling. Pemberontakan ini dapat dipadamkan oleh Dalem Santowaan cucu Prabu Mundingwangi (Dalem Cibolerang Wanaraja).
Setelah wafat Sunan Rumenggong dimakamkan di Kampung Poronggol (sekarang termasuk Desa Ciwangi Kecamatan Limbangan). Sedangkan saudaranya, Sunan Patinggi makamnya ada di Kampung Nangkujajar Limbangan.
Sepeninggalnya Sunan Rumenggong maka Prabu Mundingwangi putra Sunan Rumenggong menggantikan ayahnya menjadi Prabu di Keprabuan Rumenggong atau Kerta Rahayu. Menurut Rd. Soemarna, ada kemungkinan beliau memindahkan pusat pemerintahannya dari Kertarahayu ke Dayeuhmanggung dan menikahi putri Sunan Dayeuhmanggung saudaranya Sunan Gordah dan mempunyai putra bernama Prabu Salalangu Layakusumah.
Sepeninggal Prabu Mundingwangi (Sunan Cisorok), Keprabuan Kerta Rahayu dilanjutkan oleh putranya , yaitu Prabu Salalangu Layakusumah. Menurut Silsilah menak-menak Limbangan, beliau adalah kakek dari garis ibu Prabu Wijayakusumah atau Sunan Cipancar. Setelah Prabu Salalangu Layakusumah wafat diganti oleh putranya Dalem Santowaan atau disebut juga Santowaan Nusakerta.
Dalem Santowaan menggantikan Prabu Salalangu Layakusumah, tetapi tidak di Keprabuan Kerta Rahayu, karena wilayah Keprabuan Kerta Rahayu telah dibagi tiga wilayah, yaitu Kaprabuan Galeuh Pakuan, Kaprabuan Sudalarang dan Kadaleman Cibolerang Wanaraja.
Kaprabuan Galeuh Pakuan, dipimpin oleh Dalem Adipati Limansenjaya atau Prabu Wijayakusumah II (Sunan Cipancar), yang menggantikan ayahnya Prabu Hande Limansenjaya. Wilayahnya meliputi yang sekarang termasuk Kecamatan Limbangan, Cibiuk, Leuwigoong, Selaawi, Malangbong, Karangtengah, Cibatu, Wanaraja dan Karangpawitan.
Kaprabuan Sudalarang, dipimpin oleh Dalem Singadipati I, yang menggantikan ayahnya Prabu Wastu Dewa. Wilayahnya meliputi yang sekarang termasuk Kecamatan Sukawening dan Karangtengah Kab. Garut.
Dan Dalem Santowaan memimpin Kadaleman Cibolerang Wanaraja. Pusat Kadalemannya, adalah di suatu tempat antara Cibolerang dan Bojongsari (arah sebelah Barat Daya Kp.Cinunuk Hilir Wanaraja). Wilayah Kadaleman Cibolerang meliputi yang sekarang termasuk wilayah Cipicung (Banyuresmi), Cinunuk (Wanaraja), Cimurah, Calingcing dan Suci Karangpawitan.
Ada kemungkinan makam yang berada disana, adalah makam Dalem Santowaan dan isterinya. Makam tersebut sampai sekarang tidak ada yang memelihara atau mengurusnya.
Dalem Nayawangsa adalah Dalem di daerah Cipacing Wanakerta, yang sekarang termasuk wilayah Kec. Cibatu Kab. Garut.
Bupati Pertama Limbangan Garut
Dalem Nayawangsa putra Dalem Santowan Nusakerta putra Prabu Salalangu Layakusumah putra Sunan Cisorok putra Sunan Rumenggong diangkat sebagai Bupati Limbangan yang pertama (1660 – 1678 M) oleh Pangeran Rangga Gempol III Bupati Sumedang (1656 – 1705). Setelah wafat pada pada tahun 1678 M, beliau digantikan oleh Dalem Mertasinga (1678 – 1726) putra Dalem Adipati Rangga Megatsari.
Oleh karena Kabupaten Limbangan Garut saat itu penduduknya hanya 200 keluarga, maka berdasarkan Keputusan VOC tanggal 15 Nopember 1684 statusnya menjadi Distrik (Kawadanaan) Kabupaten Sumedang. Namun pada tahun 1705 statusnya dikembalikan menjadi Kabupaten di bawah Kesultanan Cirebon.
Dalem Nayawangsa menikah dengan Ny Rd. Ayu Kuningan putra Dalem Sanggadipati II ( Ragadiyem ) cucu Prabu Wastu Dewa ( Keprabuan Sudalarang ) maka berputra 2 yaitu Dalem Kudawireksa atau Kudawarsa dan Dalem Wangsareja.
Bupati Kedua Limbangan Garut
Setelah wafat Dalem Nayawangsa sebagai Bupati pertama pada tahun 1678 M, beliau digantikan oleh Dalem Mertasinga (1678 – 1726 ) putra Dalem Adipati Rangga Megatsari Suriakusumah putra Dalem Tumenggung Jiwamerta putra Dalem Tumenggung Wangsanagara /Sunan Kareseda / Sunan Cipacing / Prabu Cakrawati putra Sunan Cipancar.
Dalem Mertasinga wafat pada tahun 1727 sebagaimana diberitakan didalam D.14 Januari 1726. Menurut Jongsbloet tahun 1714 Dalem Mertasinga memiliki 160 umpi.
Bupati Ketiga Limbangan Garut
Ketika Dalem Nayawangsa wafat, cucunya bernama Wangsadita I masih belum dewasa, oleh karena itu Dalem Nayawangsa diganti oleh Dalem Mertasinga. Meskipun demikian, Wangsadita I tetap memegang hak sebagai bupati Limbangan. Menurut Silsilah Limbangan Dalem Wangsadita I adalah putera Dalem Kudawireksa, yang tidak sempat menjadi bupati mungkin karena wafat mendahului Dalem Nayawangsa.
Didalam “Resulutie” VOC disingkat “R”tertanggal 23 Oktober 1710 ditetapkan bahwa Wangsadita I akan menjadi bupati Limbangan mengganti Dalem Mertasinga bila Dalem Mertasinga wafat, padahal Dalem Mertasinga mempunyai pula putera Dalem Sutamerta, dan ketika itu Dalem Mertasinga belum wafat.
Dalem Mertasinga wafat pada tahun 1727 sebagaimana diberitakan didalam D.14 Januari 1726. Menurut Jongsbloet tahun 1714 Dalem Mertasinga memiliki 160 umpi dan Raden Wangsadita (1) hanya 40 umpi, hal mana menunjukan bahwa Dalem Wangsadita I ketika itu menjadi kepala Distrik di Limbangan.
Setelah Dalem Mertasinga wafat,1726 Dalem Wangsadita I mengajukan permohonan untuk menjadi bupati menggantikan Dalem Mertasinga pada bulan Desember 1726 juga.
Nampaknya permohonan Dalem Wangsadita I dikabulkan oleh VOC dan menurut D.28 November 1730 Dalem Wangsadita I menyebut dirinya sebagai Raden Rangga Limbangan. Dalem Wangsadita I alias Raden Rangga Limbangan mempunyai putera 10 orang :
Dalem Surianagara
Dalem Wangsadita (II)
Dalem Suriapraja atau Suriadipraja
Nyi Raden Natakaraton
Nyi Raden Rajakaraton
Raden Panghulu Limbangan
Nyi Raden Purba
Raden Wangsapraja
Raden Wangsadinata
Nyi Raden Pandon
Raden Surianagara sebagai putera sulung Dalem Wangsadita I menikah dengan Ratupanganten, yang terkenal dengan nama Nyi Raden Rajaningrat puteri dari pangeran Adipati Kusumadinata alias Pangeran Kornel.
Berikut daftar bupati Limbangan Garut :
Dalem Nayawangsa, Bupati Limbangan 1 (1660 – 1678 M)
Dalem Mertasinga, Bupati Limbangan 2 (1678 – 1726)
Dalem Wangsadita I, Bupati Limbangan 3 (1726 – 1740 M).
— Bupati Limbangan 4 (1740 – 1744 M).
Rangga Bungsu Bupati Limbangan 5 (1744 – 1755 M).
Dalem Suriapraja I, Bupati Limbangan 6 (1755 – 1799 M).
Tumenggung Wangsakusumah II, Bupati Limbangan 7 (1799 – 1811 M)
RAA Adiwijaya (1813 – 1831)
Beliau memimpin Kabupaten Limbangan dari tahun 1813 sampai tahun 1831. Nama Garut ditetapkan pada masa kepemimpinannya.
Adipati Kusumadinata
Adipati Kusumadinata menjadi Bupati ke dua dari Kabupaten Limbangan. Beliau menjabat sebagai Bupati Limbangan dari tahun 1831 sampai dengan tahun 1833.
Tumenggung Djajadiningrat
Bupati Kabupaten Limbangan selanjutnya bernama Tumenggung Djajadiningrat. Beliau memimpin dari tahun 1833 sampai dengan tahun 1871.
Adipati Aria Wiranudatar VII
Adipati Aria Wiranudatar VII atau disebut juga dengan nama Dalem Bintang, menjadi Bupati Kabupaten Limbangan yang terakhir. Beliau memimpin dari tahun 1871 – 1915.
Adipati Suria Karta Legawa
Bupati Garut pertama bernama Adipati Suria Karta Legawa. Beliau memimpin Kabupaten Garut dari tahun 1915, hingga tahun 1920.
Adipati Moh. Musa Suria Karta Legawa
Bupati Garut selanjutnya bernama Adipati Moh. Musa Suria Karta Legawa. Beliau memimpin dari tahun 1929, sampai dengan tahun 1944.
Endung Surjaputra
Endung Surjaputra adalah Bupati Kabupaten Garut selanjutnya dari tahun 1944 sampai dengan tahun 1945.
Kali Wiraamihardja
Kali Wiraamihardja memimpin Kabupaten Garut dari tahun 1945 – 1948.
Tumenggung Agus Padmanegara
Tumenggung Agus Padmanegara memimpin Kabupaten Garut dari tahun 1948 – 1949.
T. Kartahudaja
T. Kartahudaja menjabat sebagai Bupati Kabupaten Garut dari tahun 1949 -1950.
Sabri Kartasomantri
Sabri Kartasomantri menjabat sebagai Bupati Kabupaten Garut dari tahun 1950 – 1956.
Moch. Enoh Kartanegara
Moch. Enoh Kartanegara menjabat sebagai Bupati Kabupaten Garut dari tahun 1956 – 1960.
Gahara Widjaja Surja
Gahara Widjaja Surja menjabat sebagai Bupati Kabupaten Garut dari tahun 1960 – 1966.
Letkol. Akil Ahjat Mansjur
Letkol. Akil Ahjat Mansjur menjabat sebagai Bupati Kabupaten Garut dari tahun 1966 – 1967.
M. B. Jakob Iskak
M. B. Jakob Iskak menjabat sebagai Bupati Kabupaten Garut dari tahun 1967 – 1973.
Drs. Moh. Sjamsudin
Drs. Moh. Sjamsudin menjabat sebagai Bupati Garut dari tahun 1973 – 1973.
Ir. Hasan Wirahadikusumah
Ir. Hasan Wirahadikusumah menjabat sebagai Bupati Garut dari tahun 1973 – 1978.
Letkol. Iman Sulaeman
Letkol. Iman Sulaeman menjabat sebagai Bupati Garut dari tahun 1978 – 1983.
Letkol. Taufik Hidajat
Letkol. Taufik Hidajat menjabat sebagai Bupati Garut dari tahun 1983 – 1988.
Momon Gandasasmita SH
Momon Gandasasmita SH menjabat sebagai Bupati Garut dari tahun 1988 – 1993.
Drs. H. Toharuddin Gani
Drs. H. Toharuddin Gani menjabat sebagai Bupati Garut dari tahun 1993 – 1998.
Drs. A. Dede Satibi
Drs. A. Dede Satibi menjabat sebagai Bupati Garut dari tahun 1999 – 2004.
Letkol H. Agus Supriadi
Agus Supriadi menjabat sebagai Bupati Garut dari tahun 2004 – 2009.
Aceng H. M. Fikri
Aceng H. M. Fikri menjabat sebagai Bupati Garut dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Inilah pertamakalinya Kabupaten Garut mempunyai Wakil Bupati seorang artis, yaitu Dicky Candra, dengan nama lengkap Rd. Dicky Candranegara.
Agus Hamdani G.S. S. Pd. I
Agus Hamdani G.S. S. Pd. I menjabat sebagai Bupati Kabupaten Garut dari tahun 2013 – 2014. Jabatannya cukup singkat dikarenakan Dicky Candra mundur sebagai Wakil Bupati.
Kemudian H. Agus Hamdani G.S. S. Pd. I menggantikan posisi sebagai Wakil Bupati. Kemudian, di tengah perjalanan, Aceng H. M. Fikri harus berhenti di tengah jalan, dan digantikan oleh H. Agus Hamdani G.S. S. Pd. I.
H. Rudy Gunawan, S.H., M.H., M.P.
H. Rudy Gunawan, S.H., M.H., M.P. menjabat sebagai Bupati Garut dari tahun 2014 sampai saat ini. Beliau terpilih dua periode menjabat sebagai Bupati Garut. Adapun nama Wakil Bupatinya adalah dr. H. Helmi Budiman.
Bupati Kedua Limbangan Garut
Setelah wafat Dalem Nayawangsa sebagai Bupati pertama pada tahun 1678 M, beliau digantikan oleh Dalem Mertasinga (1678 – 1726 ) putra Dalem Adipati Rangga Megatsari Suriakusumah putra Dalem Tumenggung Jiwamerta putra Dalem Tumenggung Wangsanagara /Sunan Kareseda / Sunan Cipacing / Prabu Cakrawati putra Sunan Cipancar.
Dalem Mertasinga wafat pada tahun 1727 sebagaimana diberitakan didalam D.14 Januari 1726. Menurut Jongsbloet tahun 1714 Dalem Mertasinga memiliki 160 umpi.
Bupati Ketiga Limbangan Garut
Ketika Dalem Nayawangsa wafat, cucunya bernama Wangsadita I masih belum dewasa, oleh karena itu Dalem Nayawangsa diganti oleh Dalem Mertasinga. Meskipun demikian, Wangsadita I tetap memegang hak sebagai bupati Limbangan. Menurut Silsilah Limbangan Dalem Wangsadita I adalah putera Dalem Kudawireksa, yang tidak sempat menjadi bupati mungkin karena wafat mendahului Dalem Nayawangsa.
Didalam “Resulutie” VOC disingkat “R”tertanggal 23 Oktober 1710 ditetapkan bahwa Wangsadita I akan menjadi bupati Limbangan mengganti Dalem Mertasinga bila Dalem Mertasinga wafat, padahal Dalem Mertasinga mempunyai pula putera Dalem Sutamerta, dan ketika itu Dalem Mertasinga belum wafat.
Dalem Mertasinga wafat pada tahun 1727 sebagaimana diberitakan didalam D.14 Januari 1726. Menurut Jongsbloet tahun 1714 Dalem Mertasinga memiliki 160 umpi dan Raden Wangsadita (1) hanya 40 umpi, hal mana menunjukan bahwa Dalem Wangsadita I ketika itu menjadi kepala Distrik di Limbangan.
Setelah Dalem Mertasinga wafat,1726 Dalem Wangsadita I mengajukan permohonan untuk menjadi bupati menggantikan Dalem Mertasinga pada bulan Desember 1726 juga.
Nampaknya permohonan Dalem Wangsadita I dikabulkan oleh VOC dan menurut D.28 November 1730 Dalem Wangsadita I menyebut dirinya sebagai Raden Rangga Limbangan. Dalem Wangsadita I alias Raden Rangga Limbangan mempunyai putera 10 orang :
Dalem Surianagara
Dalem Wangsadita (II)
Dalem Suriapraja atau Suriadipraja
Nyi Raden Natakaraton
Nyi Raden Rajakaraton
Raden Panghulu Limbangan
Nyi Raden Purba
Raden Wangsapraja
Raden Wangsadinata
Nyi Raden Pandon
Raden Surianagara sebagai putera sulung Dalem Wangsadita I menikah dengan Ratupanganten, yang terkenal dengan nama Nyi Raden Rajaningrat puteri dari pangeran Adipati Kusumadinata alias Pangeran Kornel.
Berikut daftar bupati Limbangan Garut :
Dalem Nayawangsa, Bupati Limbangan 1 (1660 – 1678 M)
Dalem Mertasinga, Bupati Limbangan 2 (1678 – 1726)
Dalem Wangsadita I, Bupati Limbangan 3 (1726 – 1740 M).
— Bupati Limbangan 4 (1740 – 1744 M).
Rangga Bungsu Bupati Limbangan 5 (1744 – 1755 M).
Dalem Suriapraja I, Bupati Limbangan 6 (1755 – 1799 M).
Tumenggung Wangsakusumah II, Bupati Limbangan 7 (1799 – 1811 M)
RAA Adiwijaya (1813 – 1831)
Beliau memimpin Kabupaten Limbangan dari tahun 1813 sampai tahun 1831. Nama Garut ditetapkan pada masa kepemimpinannya.
Adipati Kusumadinata
Adipati Kusumadinata menjadi Bupati ke dua dari Kabupaten Limbangan. Beliau menjabat sebagai Bupati Limbangan dari tahun 1831 sampai dengan tahun 1833.
Tumenggung Djajadiningrat
Bupati Kabupaten Limbangan selanjutnya bernama Tumenggung Djajadiningrat. Beliau memimpin dari tahun 1833 sampai dengan tahun 1871.
Adipati Aria Wiranudatar VII
Adipati Aria Wiranudatar VII atau disebut juga dengan nama Dalem Bintang, menjadi Bupati Kabupaten Limbangan yang terakhir. Beliau memimpin dari tahun 1871 – 1915.
Adipati Suria Karta Legawa
Bupati Garut pertama bernama Adipati Suria Karta Legawa. Beliau memimpin Kabupaten Garut dari tahun 1915, hingga tahun 1920.
Adipati Moh. Musa Suria Karta Legawa
Bupati Garut selanjutnya bernama Adipati Moh. Musa Suria Karta Legawa. Beliau memimpin dari tahun 1929, sampai dengan tahun 1944.
Endung Surjaputra
Endung Surjaputra adalah Bupati Kabupaten Garut selanjutnya dari tahun 1944 sampai dengan tahun 1945.
Kali Wiraamihardja
Kali Wiraamihardja memimpin Kabupaten Garut dari tahun 1945 – 1948.
Tumenggung Agus Padmanegara
Tumenggung Agus Padmanegara memimpin Kabupaten Garut dari tahun 1948 – 1949.
T. Kartahudaja
T. Kartahudaja menjabat sebagai Bupati Kabupaten Garut dari tahun 1949 -1950.
Sabri Kartasomantri
Sabri Kartasomantri menjabat sebagai Bupati Kabupaten Garut dari tahun 1950 – 1956.
Moch. Enoh Kartanegara
Moch. Enoh Kartanegara menjabat sebagai Bupati Kabupaten Garut dari tahun 1956 – 1960.
Gahara Widjaja Surja
Gahara Widjaja Surja menjabat sebagai Bupati Kabupaten Garut dari tahun 1960 – 1966.
Letkol. Akil Ahjat Mansjur
Letkol. Akil Ahjat Mansjur menjabat sebagai Bupati Kabupaten Garut dari tahun 1966 – 1967.
M. B. Jakob Iskak
M. B. Jakob Iskak menjabat sebagai Bupati Kabupaten Garut dari tahun 1967 – 1973.
Drs. Moh. Sjamsudin
Drs. Moh. Sjamsudin menjabat sebagai Bupati Garut dari tahun 1973 – 1973.
Ir. Hasan Wirahadikusumah
Ir. Hasan Wirahadikusumah menjabat sebagai Bupati Garut dari tahun 1973 – 1978.
Letkol. Iman Sulaeman
Letkol. Iman Sulaeman menjabat sebagai Bupati Garut dari tahun 1978 – 1983.
Letkol. Taufik Hidajat
Letkol. Taufik Hidajat menjabat sebagai Bupati Garut dari tahun 1983 – 1988.
Momon Gandasasmita SH
Momon Gandasasmita SH menjabat sebagai Bupati Garut dari tahun 1988 – 1993.
Drs. H. Toharuddin Gani
Drs. H. Toharuddin Gani menjabat sebagai Bupati Garut dari tahun 1993 – 1998.
Drs. A. Dede Satibi
Drs. A. Dede Satibi menjabat sebagai Bupati Garut dari tahun 1999 – 2004.
Letkol H. Agus Supriadi
Agus Supriadi menjabat sebagai Bupati Garut dari tahun 2004 – 2009.
Aceng H. M. Fikri
Aceng H. M. Fikri menjabat sebagai Bupati Garut dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Inilah pertamakalinya Kabupaten Garut mempunyai Wakil Bupati seorang artis, yaitu Dicky Candra, dengan nama lengkap Rd. Dicky Candranegara.
Agus Hamdani G.S. S. Pd. I
Agus Hamdani G.S. S. Pd. I menjabat sebagai Bupati Kabupaten Garut dari tahun 2013 – 2014. Jabatannya cukup singkat dikarenakan Dicky Candra mundur sebagai Wakil Bupati.
Kemudian H. Agus Hamdani G.S. S. Pd. I menggantikan posisi sebagai Wakil Bupati. Kemudian, di tengah perjalanan, Aceng H. M. Fikri harus berhenti di tengah jalan, dan digantikan oleh H. Agus Hamdani G.S. S. Pd. I.
H. Rudy Gunawan, S.H., M.H., M.P.
H. Rudy Gunawan, S.H., M.H., M.P. menjabat sebagai Bupati Garut dari tahun 2014 sampai saat ini. Beliau terpilih dua periode menjabat sebagai Bupati Garut. Adapun nama Wakil Bupatinya adalah dr. H. Helmi Budiman.
Kesimpulan
Pada tahun 1525, Sunan Gunung Djati alias Waliyullah Syekh Syarif Hidayatullah mengangkat Liman Senjaya sebagai Bupati Limbangan dibawah kerajaan Cirebon
Pada tahun 1660, Raja Gempol III Kerajaan Sumedang Larang menetapkan Dalem Nayawangsa sebagai Bupati Pertama Limbangan
Pada tanggal 16 Pebruari tahun 1813.
RAA Adiwijaya diangkat sebagai Bupati Pertama, bersamaan dengan pengembalian status Kabupaten Limbangan oleh Thomas Stamford Raffles.
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal No: 60 tertanggal 7 Mei 1913, nama Kabupaten Limbangan diganti menjadi Kabupaten Garut dan beribu Kota Garut pada tanggal 1 Juli 1913.
Sebagai penelusur sejarah maka hari lahir Garut pun harus kental dan kaya akan sejarah agar mendatangkan berkah serta nilai-nilai kesejarahan itu sendiri.
Misalnya, apa salahnya pemda Garut menetapkan hari jadi Garut itu mengambil dari saat pengangkatan Sunan Cipancar menjadi Bupati Limbangan. Sebab peristiwa ini diyakini syarat makna dan khazanah sejarah Islam yang kuat, dimana Sunan Cipancar diberikan tugas oleh Sunan Gunung Djati untuk mengislamkan tatar Sunda Garut.
Tulisan ini upaya menggugat hari jadi Garut melalui pendekatan aspek sejarah perjalanan Garut itu sendiri yang tidak mungkin dilepaskan dari perjalanan sejarah Limbangan.
Semoga tulisan ini bermanfaat